Dalam bidang perpusatkaan, internet sudah memacu bibliotek buat buat tingkatkan layanan serta koleksinya lewat e- library( bibliotek digital). Bila sebelumya, data berbasis cetak ialah primadona bibliotek tradisional, saat ini ada format baru dalam wujud digital lewat internet. Sekarang juga banyak e-book digital yang sering digunakan jasa social media marketing untuk alat pemasaran.
Koleksi digital yang bisa diakses secara elektronik serta bisa diucap bibliotek digital, keberadaannya terus menjadi berarti dalam pemenuhan kebutuhan data pengguna. Dilingkungan lembaga pemerintahan semacam halnya Bibliotek Arsip Nasional Republik Indonesia( ANRI) memerlukan ketersedian jaringan internet buat bisa menjadikan bibliotek digital.
Koleksi digital yang bisa diakses secara elektronik serta bisa diucap bibliotek digital, keberadaannya terus menjadi berarti dalam pemenuhan kebutuhan data pengguna. Dilingkungan lembaga pemerintahan semacam halnya Bibliotek Arsip Nasional Republik Indonesia( ANRI) memerlukan ketersedian jaringan internet buat bisa menjadikan bibliotek digital.
Sehingga dengan ketersedian fasilitas tersebut dapat membantu para peneliti, staf dan pengguna lainnya yang menggunakan arsip dan bahan pustaka sebagai bahan refrens. Ketersediaan bahan jenis ini semakin dirasakan manfaatnya oleh para peneliti yang sebelumnya kurang memiliki akses terhadap publikasi mutakhir dalam bidang mereka. Fenomena tersebut akan berpengaruh pada peran perpustakaan dilingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia. Pengguna perpustakaan akan semakin tergantung pada internet dengan beberapa alasan seperti biaya, ketersediaan, dan kecepatan pemerolehan.
Bahkan pada tingkat tertentu, kemungkinan ketergantungan pada bahan digital akan lebih tinggi dibandingkan terhadap bahan cetak Seperti halnya jasa social media marketing. Oleh karena itu, paradigma bahwa suatu perpustakaan hanya menyediakan informasi digital terutama yang tidak tersedia dalam bentuk cetak. Atas dasar latar belakang tersebut maka diperlukan pengembangan sistem informasi digital perpustakaan berupa website perpustakaan, Online Public Access Catalog (OPAC) berbasis web. Berdasarkan perubahan dan perkembangan diatas maka pertanyaan yang timbul yaitu bagaiman strategi Perpustakaan Arsip Nasional Republik Indonesia dalam memanfaatkan internet.
Bahkan pada tingkat tertentu, kemungkinan ketergantungan pada bahan digital akan lebih tinggi dibandingkan terhadap bahan cetak Seperti halnya jasa social media marketing. Oleh karena itu, paradigma bahwa suatu perpustakaan hanya menyediakan informasi digital terutama yang tidak tersedia dalam bentuk cetak. Atas dasar latar belakang tersebut maka diperlukan pengembangan sistem informasi digital perpustakaan berupa website perpustakaan, Online Public Access Catalog (OPAC) berbasis web. Berdasarkan perubahan dan perkembangan diatas maka pertanyaan yang timbul yaitu bagaiman strategi Perpustakaan Arsip Nasional Republik Indonesia dalam memanfaatkan internet.