Bagi perusahaan manufaktur, kecelakaan kerja dapat mengakibatkan kerugian secara langsung ataupun tidak langsung. Secara langsung, perusahaan manufaktur harus ganti rusaknya yang ada serta memberi biaya penyembuhan dan perawatan. Sesaat otomatis, perusahaan manufaktur akan alami ketidakproduktifan.
Kenapa? Karyawan yang alami kecelakaan kerja pastinya tidak bisa berperan pada perusahaan. Lebih jauh lagi, terkadang kecelakaan kerja menyebabkan lini produksi berhenti karena rusaknya alat, mesin, atau bahkan juga pabrik tersebut. Belum lagi, perusahaan harus juga melakukan bebrapa kursus untuk pengganti orang yang alami kecelakaan kerja. Untuk industri manufaktur yang mengaplikasikan spesialisasi, hal semacam ini semakin terasa lagi. Karena satu sistem berhenti, akan menyebabkan sistem lain tidak dapat jalan. Hal semacam ini bermakna semakin banyak ketidak produktifan. Lalu bagaimana untuk mengatur resiko kecelakaan & keselamatan kerja? Aplikasi System Manajemen Kesehatan & Kerselamatan Kerja (K3) yaitu jalan keluar yg tidak dapat ditawar lagi untuk perusahaan manufaktur. Referensi yang sudah dapat dibuktikan efisien didunia untuk System Manajemen K3 yaitu OHSAS 18001.
OHSAS 18001 : 2007 yaitu suatu standard internasional untuk System Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Diterbitkan th. 2007, menukar OHSAS 18001 : 1999, dan ditujukan untuk mengelola segi kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dari pada keamanan product. OHSAS 18001 sediakan kerangka untuk efektifitas manajemen K3 termasuk keselarasan dengan ketentuan perundang-undangan yang diaplikasikan pada aktifitasaktifitas kamu dan mengetahui ada bahaya-bahaya yang muncul. Standard itu dapat diaplikasikan pada setiap organisasi yang berkeinginan untuk menghapuskan atau meminimalisir kemungkinan untuk beberapa karyawan dan pemegang kebutuhan yang lain yang berhubungan segera dengan kemungkinan K3 mengikuti bebrapa kegiatan yang ada.
Banyak organisasi memiliki elemen-elemen yang dipersyaratkan oleh OHSAS 18001 ada ditempat pemakaian yang bisa sama-sama lengkapi untuk bikin lebih baik system manajemen terpadu sesuai sama kriteria standard ini. Organisasi yang mengimplementasikan OHSAS 18001 memiliki susunan manajemen yang terorganisir dengan wewenang dan tanggung-jawab yang tegas, tujuan perbaikan yang pasti, hasil pencapaian yang bisa diukur dan pendekatan yang terstruktur untuk penilaian kemungkinan. Demikian juga, pengawasan pada kegagalan manajemen, proses audit kemampuan dan melakukan tinjauan lagi kebijakan dan tujuan K3. Dalam hal semacam ini konsultan OHSAS 18001, mengerti kalau OHSAS 18001 konsentrasi pada persoalan ”resiko”. Oleh karenanya, sistem implementasi OHSAS 18001 pada industri manufaktur harus memakai pendekatan yang menitik beratan pada beberapa sistem industri manufaktur yang memiliki resiko terjadinya keselamatan kerja. Berikut ini yaitu sepintas langkah aplikasi OHSAS 18001 pada industri manufaktur.
Langkah awal implementasi OHSAS 18001 diawali dengan intrepretasi klausal pada sistem kerja perusahaan. Pertanyaan yang perlu dijawab oleh konsultan dan perusahaan yaitu beberapa sistem apa sajakah yang memiliki resiko? Apa sajakah resiko yang mungkin terjadi? Bagaimana mengukur & mengklasifiksikannya? Bagaimana mengaturnya? Sarana apa sajakah yang diperlukan? Ketrampilan apa sajakah yang perlu dipunyai oleh SDMnya? Bagaimana apabila terjadi bencana dengan cara mendadak? Jika pertanyaan-pertanyaan itu dapat dijawab dengan cara tepat, kita akan dapat membuat system yang sesuai sama ciri-ciriistik sistem & resiko yang ada pada perusahaan.
Setelah intrepretasi standard, langkah setelah itu yaitu pengaturan system & dokumen OHSAS 18001. Beberapa prosedur khas OHSAS yang perlu di buat diantaranya prosedur tanggap darurat, prosedur identifikasi bahaya & pelajari, maupun prosedur ingindalian operasional. Sesaat untuk prosedur system pada intinya, nyaris sama juga dengan ISO 9001. Setelah pengaturan system & dokumen, langkah setelah itu yaitu mengimplementasikan system itu. Walau demikian, yang perlu di perhatikan dalam implementasi OHSAS 18001 di industri manufaktur, ada beberapa peralatan K3 yang harus juga disediakan seperti APD di sistem produksi seperti pakaian safety dan sepatu safety sesuai standart, penerimaan raw material, ataupun gudang, tabung pemadam kebakaran di beberapa tempat yang critical, dan alat-alat komunikasi yang memberikan indikasi resiko. Agar sistem implementasi jalan dengan efisien, Konsultan OHSAS kami merekomendasikan perusahaan memiliki Tim K3 yang berperan memonitor proses & keadaan K3 di perusahaan itu. Diluar itu, dalam sistem implementasi, perusahaan juga perlu mengkomunikasikan sebagian ketentuan K3 bukan sekedar pada karyawannya, namun juga pada beberapa supliernya.
Implementasi OHSAS tanpa ada support prinsip penuh dari top manajemen akan tidak sukses. Dengan mengimplementasi sesuai anjuran konsultan OHSAS kami, dan support penuh dari top manajemen perusahaan, maka langkah paling akhir sebelumnya sertifikasi yaitu menilainya kesiapan dan efektivitas implementasi itu. Hal semacam ini dapat diliat dengan pendekatan audit internal. Hasil audit dibicarakan dalam rapat tinjauan manajemen manfaat dapat di ambil beberapa langkah perbaikkan. Jika semua sistem sudah digerakkan, maka perusahaan dapat meneruskan ke step sertifikasi oleh tubuh sertifikasi berdiri sendiri untuk peroleh sertifikat pernyataan implementasi OHSAS 18001. Dengan sudah diperolehnya sertifikasi OHSAS 18001, maka industri manufaktur itu baru masuk step awal (step patuh azas/compliance) pemenuhan manajemen K3. Hasil implementasi itu perlu dilakukan pelajari manfaat dapat selalu tingkatkan perbaikan pada system manajemen K3 yang sudah diaplikasikan perusahaan.
Kenapa? Karyawan yang alami kecelakaan kerja pastinya tidak bisa berperan pada perusahaan. Lebih jauh lagi, terkadang kecelakaan kerja menyebabkan lini produksi berhenti karena rusaknya alat, mesin, atau bahkan juga pabrik tersebut. Belum lagi, perusahaan harus juga melakukan bebrapa kursus untuk pengganti orang yang alami kecelakaan kerja. Untuk industri manufaktur yang mengaplikasikan spesialisasi, hal semacam ini semakin terasa lagi. Karena satu sistem berhenti, akan menyebabkan sistem lain tidak dapat jalan. Hal semacam ini bermakna semakin banyak ketidak produktifan. Lalu bagaimana untuk mengatur resiko kecelakaan & keselamatan kerja? Aplikasi System Manajemen Kesehatan & Kerselamatan Kerja (K3) yaitu jalan keluar yg tidak dapat ditawar lagi untuk perusahaan manufaktur. Referensi yang sudah dapat dibuktikan efisien didunia untuk System Manajemen K3 yaitu OHSAS 18001.
OHSAS 18001 : 2007 yaitu suatu standard internasional untuk System Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Diterbitkan th. 2007, menukar OHSAS 18001 : 1999, dan ditujukan untuk mengelola segi kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dari pada keamanan product. OHSAS 18001 sediakan kerangka untuk efektifitas manajemen K3 termasuk keselarasan dengan ketentuan perundang-undangan yang diaplikasikan pada aktifitasaktifitas kamu dan mengetahui ada bahaya-bahaya yang muncul. Standard itu dapat diaplikasikan pada setiap organisasi yang berkeinginan untuk menghapuskan atau meminimalisir kemungkinan untuk beberapa karyawan dan pemegang kebutuhan yang lain yang berhubungan segera dengan kemungkinan K3 mengikuti bebrapa kegiatan yang ada.
Banyak organisasi memiliki elemen-elemen yang dipersyaratkan oleh OHSAS 18001 ada ditempat pemakaian yang bisa sama-sama lengkapi untuk bikin lebih baik system manajemen terpadu sesuai sama kriteria standard ini. Organisasi yang mengimplementasikan OHSAS 18001 memiliki susunan manajemen yang terorganisir dengan wewenang dan tanggung-jawab yang tegas, tujuan perbaikan yang pasti, hasil pencapaian yang bisa diukur dan pendekatan yang terstruktur untuk penilaian kemungkinan. Demikian juga, pengawasan pada kegagalan manajemen, proses audit kemampuan dan melakukan tinjauan lagi kebijakan dan tujuan K3. Dalam hal semacam ini konsultan OHSAS 18001, mengerti kalau OHSAS 18001 konsentrasi pada persoalan ”resiko”. Oleh karenanya, sistem implementasi OHSAS 18001 pada industri manufaktur harus memakai pendekatan yang menitik beratan pada beberapa sistem industri manufaktur yang memiliki resiko terjadinya keselamatan kerja. Berikut ini yaitu sepintas langkah aplikasi OHSAS 18001 pada industri manufaktur.
Langkah awal implementasi OHSAS 18001 diawali dengan intrepretasi klausal pada sistem kerja perusahaan. Pertanyaan yang perlu dijawab oleh konsultan dan perusahaan yaitu beberapa sistem apa sajakah yang memiliki resiko? Apa sajakah resiko yang mungkin terjadi? Bagaimana mengukur & mengklasifiksikannya? Bagaimana mengaturnya? Sarana apa sajakah yang diperlukan? Ketrampilan apa sajakah yang perlu dipunyai oleh SDMnya? Bagaimana apabila terjadi bencana dengan cara mendadak? Jika pertanyaan-pertanyaan itu dapat dijawab dengan cara tepat, kita akan dapat membuat system yang sesuai sama ciri-ciriistik sistem & resiko yang ada pada perusahaan.
Setelah intrepretasi standard, langkah setelah itu yaitu pengaturan system & dokumen OHSAS 18001. Beberapa prosedur khas OHSAS yang perlu di buat diantaranya prosedur tanggap darurat, prosedur identifikasi bahaya & pelajari, maupun prosedur ingindalian operasional. Sesaat untuk prosedur system pada intinya, nyaris sama juga dengan ISO 9001. Setelah pengaturan system & dokumen, langkah setelah itu yaitu mengimplementasikan system itu. Walau demikian, yang perlu di perhatikan dalam implementasi OHSAS 18001 di industri manufaktur, ada beberapa peralatan K3 yang harus juga disediakan seperti APD di sistem produksi seperti pakaian safety dan sepatu safety sesuai standart, penerimaan raw material, ataupun gudang, tabung pemadam kebakaran di beberapa tempat yang critical, dan alat-alat komunikasi yang memberikan indikasi resiko. Agar sistem implementasi jalan dengan efisien, Konsultan OHSAS kami merekomendasikan perusahaan memiliki Tim K3 yang berperan memonitor proses & keadaan K3 di perusahaan itu. Diluar itu, dalam sistem implementasi, perusahaan juga perlu mengkomunikasikan sebagian ketentuan K3 bukan sekedar pada karyawannya, namun juga pada beberapa supliernya.
Implementasi OHSAS tanpa ada support prinsip penuh dari top manajemen akan tidak sukses. Dengan mengimplementasi sesuai anjuran konsultan OHSAS kami, dan support penuh dari top manajemen perusahaan, maka langkah paling akhir sebelumnya sertifikasi yaitu menilainya kesiapan dan efektivitas implementasi itu. Hal semacam ini dapat diliat dengan pendekatan audit internal. Hasil audit dibicarakan dalam rapat tinjauan manajemen manfaat dapat di ambil beberapa langkah perbaikkan. Jika semua sistem sudah digerakkan, maka perusahaan dapat meneruskan ke step sertifikasi oleh tubuh sertifikasi berdiri sendiri untuk peroleh sertifikat pernyataan implementasi OHSAS 18001. Dengan sudah diperolehnya sertifikasi OHSAS 18001, maka industri manufaktur itu baru masuk step awal (step patuh azas/compliance) pemenuhan manajemen K3. Hasil implementasi itu perlu dilakukan pelajari manfaat dapat selalu tingkatkan perbaikan pada system manajemen K3 yang sudah diaplikasikan perusahaan.